BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan
bertambahnya umur bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat
gizi yang melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapat makanan tambahan /
pendamping ASI. Banyaknya ASI yang dihasilkan ibu tergantung dari status gizi
ibu, makanan tambahan sewaktu hamil / menyusui, stress mental dan sebagainya.
Dianjurkan untuk memberi 100-110 Kkal energi tiap kgBB/ hari. Oleh karena itu, susu
bayi mengandung kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-160
cc susu tiap kgBB. Tetapi tidak semua bayi memerlukan jumlah energi tersebut.
Peningkatan kualitas manusia
harus dimulai sedini mungkin sejak masih bayi. Salah satu faktor yang memegang
peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah pemberian air susu
ibu (ASI). Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam
pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus di masa depan (usu.online, 2007). Air susu ibu (ASI) merupakan
makanan terbaik bagi bayi karena ASI
mengandung zat gizi yang paling sesuai kualitas dan kuantitasnya untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Sejak
lahir, bayi seharusnya di beri ASI saja sampai usia 6 bulan yang di sebut
sebagai ASI eksklusif. Selanjutnya pemberian ASI di teruskan hingga anak
berusia 2 tahun, setelah berusia 6 bulan bayi baru boleh di berikan makanan
pendamping ASI (MP-ASI) dalam bentuk dan jumlah yang sesuai dengan umur bayi (Dep.Kes,
2005).
Menurut
penelitian dr. Reva (1997) ditemukan bahwa bayi yang diberi ASI eksklusif,
ketika berusia 9,5 tahun mempunyai tingkat IQ 12,9 point lebih tinggi
dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI eksklusif (Roesli, 2002).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Makanan bayi seimbang pada usia diatas 1 tahun, makanan bayi
harus memiliki kebutuhan gizi dan nutrisi yang lebih lengkap lagi. Untuk itu
diperlukan menu makanan bayi seimbang dalam penyajian makanannya. Variasi menu
makanan bayi menjadi penting karena ini akan berpengaruh pada penerimaan bayi
pada jenis-jenis makanan baru yang mengandung nutrisi tinggi. Bayi diatas 1
tahun sudah mulai banyak aktifitas. Ini membutuhkan Makanan bayi yang kaya
energi. Selain dari aktifitas yang bertambah, bayi sudah mulai menajamkan gerak
motorik kasar dan motorik halus yang sangat didukung oleh pertumbuhan dan
perkembangan otak.
2.2 Macam-Macam Makanan Bagi Bayi
v ASI
(Air Susu Ibu)
Gunakan saat pertama menyusui untuk membiasakan diri dengan
teknik menyusui daripada sekadar untuk memenuhi perut bayi, meski Anda juga
perlu memastikan bayi Anda tak kelaparan sementara kalian saling belajar. Pada
hari pertama menyusui, tiap kali Anda menyusui, susui tak lebih dari 5 menit di
setiap sisi. Lalu 10 menit pada hari kedua dan 15 menit atau lebih pada hari
ketiga. Tapi ini bukan patokan baku. Sejumlah ahli setuju, sejak awal bayi
boleh menyusu selama ia suka. Berapa lama Anda akan memberinya ASI merupakan
keputusan pribadi Anda. Idealnya, ASI diberikan secara eksklusif selama 4
bulan. Akan lebih baik lagi jika sampai bayi usia 2 tahun. Kapan pun Anda
memutuskan berhenti menyusui ASI, sebaiknya konsultasikan dengan dokter Anda.
Ø Makanan
Padat
Pemberian makanan padat biasanya dimulai usia 4-5 bulan.
Makanan padat pertama yang diperkenalkan harus dalam bentuk lunak sehingga
mudah dicerna bayi, biasanya berupa bubur susu. Makanan padat berikutnya nasi
tim, terdiri dari bubur beras ditambah daging/ikan/ayam/hati dan sayuran
seperti wortel dan bayam. Mulai diperkenalkan pada usia 6 bulan, tapi nasi tim
ini harus diblender dulu atau diulek hingga halus di atas saringan, sebelum
diberikan pada bayi. Setelah bayi usia 10 bulan baru, nasi tim tak perlu
dihaluskan lagi.
Ø Buah-buahan
Buah-buahan merupakan sumber vitamin, mineral, dan serat.
Sejak usia 3 bulan, bayi boleh diberikan buah-buahan seperti jeruk, pepaya,
pisang, dan tomat. Buatlah dalam bentuk jus. Khusus tomat, rebus lebih dulu
setelah dicuci bersih, lalu disaring untuk diambil airnya.
Ø Susu
Formula
Mulai usia 6 bulan, bayi perlu tambahan susu lanjutan.
Diberikan 2 kali 180-200 ml, karena ia sudah mulai mendapatkan makanan setengah
padat (nasi tim disaring). Sekali lagi, jadwal ini tak bersifat kaku. Begitu
pun takarannya. Yang paling baik, sesuaikan dengan kebutuhan bayi Anda. Jika
Anda mengkombinasikan ASI dengan susu formula, sebaiknya pilih susu formula
yang komposisinya paling mirip ASI. Mintalah petunjuk dokter. Begitu pun cara
meramu formula dan berapa banyak formula yang akan diberikan pada bayi Anda.
7 Prinsip Dasar
Makanan Bayi
1. Fresh.
Makanan bayi sebaiknya dibuat dari bahan-bahan yang fresh atau segar, bukan
bahan-bahan yang mengandung pengawet atau telah melalui proses fabrikasi.
2. Dibuat
sendiri. Alangkah baiknya makanan yang dibuat adalah buatan sendiri, bukan beli
atau dibuatkan orang lain. Karena lebih terjamin kualitas, rasa dan
kebersihannya. Untuk aneka resep makanan bayi, bunda datap melihatnya pada
artikel ini :
ü Menu
Makanan Bayi Usia 6 Bulan
ü Makanan
Yang Pertama Kali Diberikan pada Bayi Usia 6 Bulan
3. Mengandung
komposisi gizi yang seimbang. Komposisi gizi yang seimbang secara umum terdiri
dari :
ü Karbohidrat
ü Protein
Nabati dan Hewani
ü Lemak
ü Vitamin
4. Komposisi
tersebut bisa didapatkan dari perpaduan antara makanan yang mengandung
karbohidrat (nasi, kentang, ubi jalar, dll) dengan sayuran, lauk-pauk (daging,
ikan, tahu, tempe, dll), dan buah-buahan.
5. Bervariasi.
Agar bayi tidak bosan, alangkah baiknya jika menu makan sehari-hari bervariasi.
Dengan pemberian makanan yang bervariasi, gizi yang didapatkan juga bervariasi.
6. Sesuai
dengan usia dan tumbuh kembang.
Pemberian
makanan pada bayi sebaiknya disesuaikan dengan usia dan tumbuh kembang bayi.
Ada tahapan-tahapan tertentu dalam pemberian makan bayi sesuai dengan
perkembangan organ-organ pencernaan bayi. Lebih detailnya bunda bisa melihat
artikel tentang Jenis Makanan dan Jadwal Pemberian Makanan Bayi 6-12 bulan.
7. Mudah
Dicerna.
Makanan
bayi hendaknya yang bisa dicerna perut bayi. Bayi antara usia 6-12 bulan
biasanya memakan makanan yang dihaluskan terlebih dahulu.
8. Tidak
berbahaya.
Makanan
yang diberikan pada bayi hendaknya tidak mengandung bahan-bahan berbahaya yang
belum tepat diberikan pada usianya.
2.3 Cara Pengelolaan Makanan Bayi
Bayi
setelah lahir sebaiknya diberikan ASI, namun seiring dengan tumbuh kembang
diperlukan makanan pendamping ASI.
·
Pemberian ASI
eksklusif (Exclusive breastfeeding)
Bayi
hanya diberikan ASI tanpa makanan atau minuman lain termasuk air putih, kecuali
obat, vitamin dan mineral dan ASI yang diperas.
·
Pemberian ASI
Predominan (Predominant breastfeeding)
Selain
mendapat ASI, bayi juga diberi sedikit air minum, atau minuman cair lain, misal
air teh.
·
Pemberian ASI Penuh (Full
breastfeeding)
Bayi
mendapat salah satu ASI eksklusif atau ASI predominan.
·
Pemberian Susu Botol (Bottle
feeding)
Cara
pemberian makan bayi dengan susu apa saja, termasuk juga ASI diperas dengan
botol.
·
Pemberian ASI Parsial (Artificial
feeding)
Sebagian
menyusui dan sebagian lagi susu buatan/ formula atau sereal atau makanan lain.
·
Pemberian Makanan
Pendamping ASI (MPASI) tepat waktu (Timely complementary feeding)
Memberikan
bayi makanan lain disamping ASI ketika waktunya tepat yaitu mulai 6 bulan.
Menu makanan bayi
seimbang memiliki ciri sebagai berikut:
o Menghasilkan
cukup energi
o Kebutuhan
protein dapat terpenuhi untuk sumber pertumbuhan, mekanisme imunitas tubuh,
memperbaiki jaringan yang rusak dan memelihara jaringan tersebut.
o Lemak
yang mengandung lemak esensial yang berguna untuk melarutkan vitamin , mineral
dan jumlah adekuat
o Mudah
didapat dan terjangkau secara ekonomis
Menu
makanan bayi seimbang mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:
o Kandungan
air dan serat yang sesuai dengan kebutuhan tubuh kita
o Gampang
dicerna
o Memberikan
rasa kenyang
Pemberian pola makanan bayi gizi seimbang dapat mengambil
referensi piramida makanan. Piramida makanan bayi ini mengakomodir beberapa
prinsip; umur, aktifitas, jenis kelamin, variatif, dan azas cukup.
Piramida makanan bayi tediri dari 4 susun. Dasar Piramida
adalah jenis karbohidrat yang adalah sumber energi buat si kecil. Karbohidrat
mengambiil porsi sampai 70%. Susunan kedua Makanan bayi adalah sayuran dan
buah-buahan segar sebagai sumber vitamin dan mineral. Sebaiknya sayuran
mengambil porsi sedikit lebih banyak dari buah-buah segar. Susunan ketiga
makanan bayi adalah sumber protein dan mineral. Di sisi ini dapat ditemukan
berbagai makanan sumber protein: daging sapi, unggas, ikan laut, kacang kedelai,
tahu dan tempe serta susu dan produk dengan bahan susu lainnya. Karena susunan
ini lebih tinggi dan semakin mengerucut, jumlah yang diberikanpun tidak
sebanyak sayuran dan buah-buahan segar. Puncak piramida adalah bahan makanan
bayi yang banyak menghasilkan kalor namun sedikit nilai gizinya. Disini
terdapat gula, garam, minyak, dan lemak. Jenis ini adalah bahan makanan yang
sedikit dibutuhkan oleh tubuh.
Berikut
adalah contoh menu sehat untuk makanan bayi/anak diatas 1 tahun:
a. Nasi
Tim
b. Kentang
rebus
c. Sayur
bening
d. Tempe
e. Buah-buahan
segar
f. Susu
Dengan
bertambahnya umur, dapat pula diberikan makanan bayi berikut ini:
a. Ikan
Laut
b. Daging
sapi
c. Daging
ayam
2.4 Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Pemberian Makanan Bayi
Hal-hal
yang perlu diperhatikan supaya pengaturan makan untuk bayi dan anak dapat
berhasil dengan baik adalah sebagai berikut :
1. Kerjasama
ibu dan anak.
Dimulai
pada saat kelahiran bayi dilanjutkan sampai dengan anak mampu makan sendiri.
Makanan hendaknya menyenangkan bagi anak dan ibu. Ibu yang tegang, cemas, mudah
marah merupakan suatu kecenderungan untuk menimbulkan kesulitan makan pada
anak.
2. Memulai
pemberian makan sedini mungkin.
Pemberian
makan sedini mungkin mempunyai tujuan menunjang proses metabolisme yang normal,
untuk pertumbuhan, menciptakan hubungan lekat ibu dan anak, mengurangi resiko
terjadinya hipoglikemia, hiperkalemi, hiperbilirubinemia dan azotemia.
3. Mengatur
sendiri.
Pada
awal kehidupannya, seharusnya bayi sendiri yang mengatur keperluan akan
makanan. Keuntungannya untuk mengatur dirinya sendiri akan kebutuhan zat gizi
yang diperlukan.
4. Peran ayah
dan anggota keluarga lain.
5. Menentukan
jadwal pemberian makanan bayi.
6. Umur.
7. Berat badan.
8. Diagnosis
dari penyakit dan stadium (keadaan).
9. Keadaan
mulut sebagai alat penerima makanan.
10. Kebiasaan
makan
(kesukaan,
ketidaksukaan dan acceptability dari jenis makanan dan toleransi daripada anak
terhadap makanan yang diberikan).
2.5 Pengaruh Status Gizi Terhadap Pertumbuhan Dan
Perkembangan Bayi
Semua bagian tubuh (keseluruhan atau parsial) dapat
digunakan untuk menilai status gizi, namun menurut WHO (1983) hanya tiga
parameter saja yang dianggap valid; berat badan, tinggi badan, dan lingkaran
lengan atas. Satu ukuran tubuh sebagai dasar menentukan status gizi disebut
parameter. Menurut WHO (1990) indeks status gizi adalah gabungan dua parameter
antropometri yang digunakan untuk menilai status gizi. Sehingga dari parameter
yang valid tersebut dapat dinilai empat indeks; Berat Badan menurut Umur
(BB/U), Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB), Tinggi Badan menurut Umur
(TB/U), dan Lingkaran Lengan Atas menurut Umur (LILA/U).
Empat indeks yang akan dibahas berikut ini adalah BB/U,
TB/U, BB/TB, dan LILA/U yang merupakan indeks dari tiga parameter berat badan,
tinggi badan dan umur. Ketiga parameter memiliki informasi yang berbeda satu
sama lain dalam menilai status gizi.
a. Berat
Badan menurut Umur (BB/U)
Berat badan merupakan ukuran pertumbuhan massa jaringan.
Massa jaringan memiliki sifat sensitif, artinya cepat berubah. Perubahan yang
terjadi pada lingkunan akan terlihat langsung pada massa jaringan. Misalnya
seorang anak mekan lebih dari biasanya dalam 2 atau 3 hari akan terlihat
langsung penambahan berat badannya. Atau sebaiknya apabila terjadi penyakit
(misalnya diare) maka berat badan akan langsung turun drastis. Penggunaan berat
badan untuk menilai status gizi menggambarkan kondisi saat ini (dekat dengan
waktu pengukuran). Keadaan kurang gizi yang diukur dengan berat badan bersifat
akut.
Pengukuran status gizi bayi dan anak balita berdasarkan
berat badan menurut umur, juga menggunakan modifikasi standar Harvard dengan
klasifikasinya adalah sebagai berikut :
·
Gizi baik adalah
apabila berat badan bayi / anak menurut umurnya lebih dari 89% standar Harvard.
·
Gizi kurang adalah
apabila berat badan bayi / anak menurut umur berada diantara 60,1-80 % standar
Harvard.
·
Gizi buruk adalah
apabila berat badan bayi / anak menurut umurnya 60% atau kurang dari standar
Harvard.
b. Tinggi
Badan menurut Umur (TB/U)
Tinggi badan adalah salah satu ukuran pertumbuhan linier.
Pertumbuhan liner (tulang rangka) memiliki sifat pertumbuhannya lambat, tidak
mudah berubah, dan seburuk keadaan ukuran adalah tetap, tidak turun. Tinggi
badan menggambarkan kondisi masa lalu. Gangguan pertumbuhan linier bersifat
kronis
Pengukuran status gizi bayi dan anak balita berdasarkan
tinggi badan menurut umur, juga menggunakan modifikasi standar Harvard dengan
klasifikasinya adalah sebagai berikut :
·
Gizi baik yakni
apabila panjang / tinggi badan bayi / anak menurut umurnya lebih dari 80%
standar Harvard.
·
Gizi kurang, apabila
panjang / tinggi badan bayi / anak menurut umurnya berada diantara 70,1-80 %
dari standar Harvard.
·
Gizi buruk, apabila
panjang / tinggi badan bayi / anak menurut umurnya kurang dari 70% standar
Harvard.
c. Berat
Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)
Indeks BB/TB lebih menggambarkan komposisi tubuh oleh karena
tidak dipengaruhi oleh umur. Klasifikasi status gizi berdasarkan indeks ini
disebut status kegemukan yaitu : sangat kurus, kurus, normal dan gemuk (Depkes,
2000). Sifat masalah gizi dengan indeks BB/TB adalah akut dan kronis.
Pengukuran berat badan menurut tinggi badan itu diperoleh
dengan mengkombinasikan berat badan dan tinggi badan per umur menurut standar
Harvard juga. Klasifikasinya adalah sebagai berikut :
·
Gizi baik, apabila
berat badan bayi / anak menurut panjang / tingginya lebih dari 90% dari standar
Harvard.
·
Gizi kurang, bila
berat bayi / anak menurut panjang / tingginya berada diantara 70,1-90 % dari
standar Harvard.
·
Gizi buruk apabila
berat bayi / anak menurut panjang / tingginya 70% atau kurang dari standar
Harvard.
d. Lingkar
Lengan Atas Menurut Umur (LILA/U)
Klasifikasi pengukuran status gizi bayi / anak berdasarkan
lingkar lengan atas yang sering dipergunakan adalah mengacu kepada standar
Wolanski. Klasifikasinya sebagai berikut :
·
Gizi baik apabila LLA
bayi / anak menurut umurnya lebih dari 85% standar Wolanski.
·
Gizi kurang apabila
LLA bayi / anak menurut umurnya berada diantara 70,1-85 % standar Wolanski.
·
Gizi buruk apabila LLA
bayi / anak menurut umurnya 70% atau kurang dari standar Wolanski.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan
bertambahnya umur bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat
gizi yang melebihi jumlah ASI. Oleh karena itu, susu bayi mengandung kurang
lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-160 cc susu tiap kgBB.
Menurut penelitian dr. Reva (1997) ditemukan bahwa bayi yang
diberi ASI eksklusif, ketika berusia 9,5 tahun mempunyai tingkat IQ 12,9 point
lebih tinggi dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI eksklusif.
Pemberian pola makanan bayi gizi seimbang dapat mengambil referensi
piramida makanan. Piramida makanan bayi ini mengakomodir beberapa prinsip;
umur, aktifitas, jenis kelamin, variatif, dan azas cukup.
Makanan bayi seimbang pada usia diatas 1 tahun, makanan bayi
harus memiliki kebutuhan gizi dan nutrisi yang lebih lengkap lagi. Untuk itu
diperlukan menu makanan bayi seimbang dalam penyajian makanannya. Variasi menu
makanan bayi menjadi penting karena ini akan berpengaruh pada penerimaan bayi
pada jenis-jenis makanan baru yang mengandung nutrisi tinggi. Bayi diatas 1
tahun sudah mulai banyak aktifitas. Ini membutuhkan Makanan bayi yang kaya
energi. Selain dari aktifitas yang bertambah, bayi sudah mulai menajamkan gerak
motorik kasar dan motorik halus yang sangat didukung oleh pertumbuhan dan
perkembangan otak.
DAFTAR PUSTAKA
http://etd.eprints.ums.ac.id/6395/
http://kesehatananak.org/makanan-bayi-seimbang-untuk-bayi-diatas-1-tahun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Bel;akang.............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian....................................................................................................... 2
2.2 Macam-Macam Makanan Bagi Bayi.............................................................. 2
2.3 Cara Pengelolaan Makanan Bayi.................................................................... 4
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian
Makanan Bayi..................... 6
2.5 Pengaruh Status Gizi Terhadap Pertumbuhan Dan
Perkembangan Bayi....... 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................................... 10
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar