Jumat, 07 September 2012

PERINSIP SEIMBANG BAGI BAYI


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapat makanan tambahan / pendamping ASI. Banyaknya ASI yang dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan tambahan sewaktu hamil / menyusui, stress mental dan sebagainya. Dianjurkan untuk memberi 100-110 Kkal energi tiap kgBB/ hari. Oleh karena itu, susu bayi mengandung kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-160 cc susu tiap kgBB. Tetapi tidak semua bayi memerlukan jumlah energi tersebut.


Peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini mungkin sejak masih bayi. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah pemberian air susu ibu (ASI). Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus di masa depan (usu.online, 2007). Air susu ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi karena ASI  mengandung zat gizi yang paling sesuai kualitas dan kuantitasnya untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.  Sejak lahir, bayi seharusnya di beri ASI saja sampai usia 6 bulan yang di sebut sebagai ASI eksklusif. Selanjutnya pemberian ASI di teruskan hingga anak berusia 2 tahun, setelah berusia 6 bulan bayi baru boleh di berikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) dalam bentuk dan jumlah yang sesuai dengan umur bayi (Dep.Kes, 2005).
Menurut penelitian dr. Reva (1997) ditemukan bahwa bayi yang diberi ASI eksklusif, ketika berusia 9,5 tahun mempunyai tingkat IQ 12,9 point lebih tinggi dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI eksklusif (Roesli, 2002).




BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian
Makanan bayi seimbang pada usia diatas 1 tahun, makanan bayi harus memiliki kebutuhan gizi dan nutrisi yang lebih lengkap lagi. Untuk itu diperlukan menu makanan bayi seimbang dalam penyajian makanannya. Variasi menu makanan bayi menjadi penting karena ini akan berpengaruh pada penerimaan bayi pada jenis-jenis makanan baru yang mengandung nutrisi tinggi. Bayi diatas 1 tahun sudah mulai banyak aktifitas. Ini membutuhkan Makanan bayi yang kaya energi. Selain dari aktifitas yang bertambah, bayi sudah mulai menajamkan gerak motorik kasar dan motorik halus yang sangat didukung oleh pertumbuhan dan perkembangan otak.

2.2  Macam-Macam Makanan Bagi Bayi
v  ASI (Air Susu Ibu)
Gunakan saat pertama menyusui untuk membiasakan diri dengan teknik menyusui daripada sekadar untuk memenuhi perut bayi, meski Anda juga perlu memastikan bayi Anda tak kelaparan sementara kalian saling belajar. Pada hari pertama menyusui, tiap kali Anda menyusui, susui tak lebih dari 5 menit di setiap sisi. Lalu 10 menit pada hari kedua dan 15 menit atau lebih pada hari ketiga. Tapi ini bukan patokan baku. Sejumlah ahli setuju, sejak awal bayi boleh menyusu selama ia suka. Berapa lama Anda akan memberinya ASI merupakan keputusan pribadi Anda. Idealnya, ASI diberikan secara eksklusif selama 4 bulan. Akan lebih baik lagi jika sampai bayi usia 2 tahun. Kapan pun Anda memutuskan berhenti menyusui ASI, sebaiknya konsultasikan dengan dokter Anda.

Ø  Makanan Padat
Pemberian makanan padat biasanya dimulai usia 4-5 bulan. Makanan padat pertama yang diperkenalkan harus dalam bentuk lunak sehingga mudah dicerna bayi, biasanya berupa bubur susu. Makanan padat berikutnya nasi tim, terdiri dari bubur beras ditambah daging/ikan/ayam/hati dan sayuran seperti wortel dan bayam. Mulai diperkenalkan pada usia 6 bulan, tapi nasi tim ini harus diblender dulu atau diulek hingga halus di atas saringan, sebelum diberikan pada bayi. Setelah bayi usia 10 bulan baru, nasi tim tak perlu dihaluskan lagi.

Ø  Buah-buahan
Buah-buahan merupakan sumber vitamin, mineral, dan serat. Sejak usia 3 bulan, bayi boleh diberikan buah-buahan seperti jeruk, pepaya, pisang, dan tomat. Buatlah dalam bentuk jus. Khusus tomat, rebus lebih dulu setelah dicuci bersih, lalu disaring untuk diambil airnya.

Ø  Susu Formula
Mulai usia 6 bulan, bayi perlu tambahan susu lanjutan. Diberikan 2 kali 180-200 ml, karena ia sudah mulai mendapatkan makanan setengah padat (nasi tim disaring). Sekali lagi, jadwal ini tak bersifat kaku. Begitu pun takarannya. Yang paling baik, sesuaikan dengan kebutuhan bayi Anda. Jika Anda mengkombinasikan ASI dengan susu formula, sebaiknya pilih susu formula yang komposisinya paling mirip ASI. Mintalah petunjuk dokter. Begitu pun cara meramu formula dan berapa banyak formula yang akan diberikan pada bayi Anda.

*     7 Prinsip Dasar Makanan Bayi
1.      Fresh. Makanan bayi sebaiknya dibuat dari bahan-bahan yang fresh atau segar, bukan bahan-bahan yang mengandung pengawet atau telah melalui proses fabrikasi.
2.      Dibuat sendiri. Alangkah baiknya makanan yang dibuat adalah buatan sendiri, bukan beli atau dibuatkan orang lain. Karena lebih terjamin kualitas, rasa dan kebersihannya. Untuk aneka resep makanan bayi, bunda datap melihatnya pada artikel ini :
ü  Menu Makanan Bayi Usia 6 Bulan
ü  Makanan Yang Pertama Kali Diberikan pada Bayi Usia 6 Bulan
3.      Mengandung komposisi gizi yang seimbang. Komposisi gizi yang seimbang secara umum terdiri dari :
ü  Karbohidrat
ü  Protein Nabati dan Hewani
ü  Lemak
ü  Vitamin
4.      Komposisi tersebut bisa didapatkan dari perpaduan antara makanan yang mengandung karbohidrat (nasi, kentang, ubi jalar, dll) dengan sayuran, lauk-pauk (daging, ikan, tahu, tempe, dll), dan buah-buahan.
5.      Bervariasi. Agar bayi tidak bosan, alangkah baiknya jika menu makan sehari-hari bervariasi. Dengan pemberian makanan yang bervariasi, gizi yang didapatkan juga bervariasi.
6.      Sesuai dengan usia dan tumbuh kembang.
Pemberian makanan pada bayi sebaiknya disesuaikan dengan usia dan tumbuh kembang bayi. Ada tahapan-tahapan tertentu dalam pemberian makan bayi sesuai dengan perkembangan organ-organ pencernaan bayi. Lebih detailnya bunda bisa melihat artikel tentang Jenis Makanan dan Jadwal Pemberian Makanan Bayi 6-12 bulan.
7.      Mudah Dicerna.
Makanan bayi hendaknya yang bisa dicerna perut bayi. Bayi antara usia 6-12 bulan biasanya memakan makanan yang dihaluskan terlebih dahulu.
8.      Tidak berbahaya.
Makanan yang diberikan pada bayi hendaknya tidak mengandung bahan-bahan berbahaya yang belum tepat diberikan pada usianya.

2.3  Cara Pengelolaan Makanan Bayi
Bayi setelah lahir sebaiknya diberikan ASI, namun seiring dengan tumbuh kembang diperlukan makanan pendamping ASI.
·         Pemberian ASI eksklusif (Exclusive breastfeeding)
Bayi hanya diberikan ASI tanpa makanan atau minuman lain termasuk air putih, kecuali obat, vitamin dan mineral dan ASI yang diperas.
·         Pemberian ASI Predominan (Predominant breastfeeding)
Selain mendapat ASI, bayi juga diberi sedikit air minum, atau minuman cair lain, misal air teh.
·         Pemberian ASI Penuh (Full breastfeeding)
Bayi mendapat salah satu ASI eksklusif atau ASI predominan.
·         Pemberian Susu Botol (Bottle feeding)
Cara pemberian makan bayi dengan susu apa saja, termasuk juga ASI diperas dengan botol.
·         Pemberian ASI Parsial (Artificial feeding)
Sebagian menyusui dan sebagian lagi susu buatan/ formula atau sereal atau makanan lain.
·         Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) tepat waktu (Timely complementary feeding)
Memberikan bayi makanan lain disamping ASI ketika waktunya tepat yaitu mulai 6 bulan.

*     Menu makanan bayi seimbang memiliki ciri sebagai berikut:
o   Menghasilkan cukup energi
o   Kebutuhan protein dapat terpenuhi untuk sumber pertumbuhan, mekanisme imunitas tubuh, memperbaiki jaringan yang rusak dan memelihara jaringan tersebut.
o   Lemak yang mengandung lemak esensial yang berguna untuk melarutkan vitamin , mineral dan jumlah adekuat
o   Mudah didapat dan terjangkau secara ekonomis

Menu makanan bayi seimbang mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:
o   Kandungan air dan serat yang sesuai dengan kebutuhan tubuh kita
o   Gampang dicerna
o   Memberikan rasa kenyang

Pemberian pola makanan bayi gizi seimbang dapat mengambil referensi piramida makanan. Piramida makanan bayi ini mengakomodir beberapa prinsip; umur, aktifitas, jenis kelamin, variatif, dan azas cukup.
Piramida makanan bayi tediri dari 4 susun. Dasar Piramida adalah jenis karbohidrat yang adalah sumber energi buat si kecil. Karbohidrat mengambiil porsi sampai 70%. Susunan kedua Makanan bayi adalah sayuran dan buah-buahan segar sebagai sumber vitamin dan mineral. Sebaiknya sayuran mengambil porsi sedikit lebih banyak dari buah-buah segar. Susunan ketiga makanan bayi adalah sumber protein dan mineral. Di sisi ini dapat ditemukan berbagai makanan sumber protein: daging sapi, unggas, ikan laut, kacang kedelai, tahu dan tempe serta susu dan produk dengan bahan susu lainnya. Karena susunan ini lebih tinggi dan semakin mengerucut, jumlah yang diberikanpun tidak sebanyak sayuran dan buah-buahan segar. Puncak piramida adalah bahan makanan bayi yang banyak menghasilkan kalor namun sedikit nilai gizinya. Disini terdapat gula, garam, minyak, dan lemak. Jenis ini adalah bahan makanan yang sedikit dibutuhkan oleh tubuh.
Berikut adalah contoh menu sehat untuk makanan bayi/anak diatas 1 tahun:
a.       Nasi Tim
b.      Kentang rebus
c.       Sayur bening
d.      Tempe
e.       Buah-buahan segar
f.       Susu
Dengan bertambahnya umur, dapat pula diberikan makanan bayi berikut ini:
a.       Ikan Laut
b.      Daging sapi
c.       Daging ayam

2.4  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Makanan Bayi
Hal-hal yang perlu diperhatikan supaya pengaturan makan untuk bayi dan anak dapat berhasil dengan baik adalah sebagai berikut :
1. Kerjasama ibu dan anak.
Dimulai pada saat kelahiran bayi dilanjutkan sampai dengan anak mampu makan sendiri. Makanan hendaknya menyenangkan bagi anak dan ibu. Ibu yang tegang, cemas, mudah marah merupakan suatu kecenderungan untuk menimbulkan kesulitan makan pada anak.
2. Memulai pemberian makan sedini mungkin.
Pemberian makan sedini mungkin mempunyai tujuan menunjang proses metabolisme yang normal, untuk pertumbuhan, menciptakan hubungan lekat ibu dan anak, mengurangi resiko terjadinya hipoglikemia, hiperkalemi, hiperbilirubinemia dan azotemia.
3. Mengatur sendiri.
Pada awal kehidupannya, seharusnya bayi sendiri yang mengatur keperluan akan makanan. Keuntungannya untuk mengatur dirinya sendiri akan kebutuhan zat gizi yang diperlukan.
4. Peran ayah dan anggota keluarga lain.
5. Menentukan jadwal pemberian makanan bayi.
6. Umur.
7. Berat badan.
8. Diagnosis dari penyakit dan stadium (keadaan).
9. Keadaan mulut sebagai alat penerima makanan.
10. Kebiasaan makan
 (kesukaan, ketidaksukaan dan acceptability dari jenis makanan dan toleransi daripada anak terhadap makanan yang diberikan).

2.5  Pengaruh Status Gizi Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi
Semua bagian tubuh (keseluruhan atau parsial) dapat digunakan untuk menilai status gizi, namun menurut WHO (1983) hanya tiga parameter saja yang dianggap valid; berat badan, tinggi badan, dan lingkaran lengan atas. Satu ukuran tubuh sebagai dasar menentukan status gizi disebut parameter. Menurut WHO (1990) indeks status gizi adalah gabungan dua parameter antropometri yang digunakan untuk menilai status gizi. Sehingga dari parameter yang valid tersebut dapat dinilai empat indeks; Berat Badan menurut Umur (BB/U), Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), dan Lingkaran Lengan Atas menurut Umur (LILA/U).
Empat indeks yang akan dibahas berikut ini adalah BB/U, TB/U, BB/TB, dan LILA/U yang merupakan indeks dari tiga parameter berat badan, tinggi badan dan umur. Ketiga parameter memiliki informasi yang berbeda satu sama lain dalam menilai status gizi.


a.      Berat Badan menurut Umur (BB/U)
Berat badan merupakan ukuran pertumbuhan massa jaringan. Massa jaringan memiliki sifat sensitif, artinya cepat berubah. Perubahan yang terjadi pada lingkunan akan terlihat langsung pada massa jaringan. Misalnya seorang anak mekan lebih dari biasanya dalam 2 atau 3 hari akan terlihat langsung penambahan berat badannya. Atau sebaiknya apabila terjadi penyakit (misalnya diare) maka berat badan akan langsung turun drastis. Penggunaan berat badan untuk menilai status gizi menggambarkan kondisi saat ini (dekat dengan waktu pengukuran). Keadaan kurang gizi yang diukur dengan berat badan bersifat akut.
Pengukuran status gizi bayi dan anak balita berdasarkan berat badan menurut umur, juga menggunakan modifikasi standar Harvard dengan klasifikasinya adalah sebagai berikut :
·         Gizi baik adalah apabila berat badan bayi / anak menurut umurnya lebih dari 89% standar Harvard.
·         Gizi kurang adalah apabila berat badan bayi / anak menurut umur berada diantara 60,1-80 % standar Harvard.
·         Gizi buruk adalah apabila berat badan bayi / anak menurut umurnya 60% atau kurang dari standar Harvard.

b.      Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)
Tinggi badan adalah salah satu ukuran pertumbuhan linier. Pertumbuhan liner (tulang rangka) memiliki sifat pertumbuhannya lambat, tidak mudah berubah, dan seburuk keadaan ukuran adalah tetap, tidak turun. Tinggi badan menggambarkan kondisi masa lalu. Gangguan pertumbuhan linier bersifat kronis
Pengukuran status gizi bayi dan anak balita berdasarkan tinggi badan menurut umur, juga menggunakan modifikasi standar Harvard dengan klasifikasinya adalah sebagai berikut :
·         Gizi baik yakni apabila panjang / tinggi badan bayi / anak menurut umurnya lebih dari 80% standar Harvard.
·         Gizi kurang, apabila panjang / tinggi badan bayi / anak menurut umurnya berada diantara 70,1-80 % dari standar Harvard.
·         Gizi buruk, apabila panjang / tinggi badan bayi / anak menurut umurnya kurang dari 70% standar Harvard.

c.       Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)
Indeks BB/TB lebih menggambarkan komposisi tubuh oleh karena tidak dipengaruhi oleh umur. Klasifikasi status gizi berdasarkan indeks ini disebut status kegemukan yaitu : sangat kurus, kurus, normal dan gemuk (Depkes, 2000). Sifat masalah gizi dengan indeks BB/TB adalah akut dan kronis.
Pengukuran berat badan menurut tinggi badan itu diperoleh dengan mengkombinasikan berat badan dan tinggi badan per umur menurut standar Harvard juga. Klasifikasinya adalah sebagai berikut :
·         Gizi baik, apabila berat badan bayi / anak menurut panjang / tingginya lebih dari 90% dari standar Harvard.
·         Gizi kurang, bila berat bayi / anak menurut panjang / tingginya berada diantara 70,1-90 % dari standar Harvard.
·         Gizi buruk apabila berat bayi / anak menurut panjang / tingginya 70% atau kurang dari standar Harvard.

d.      Lingkar Lengan Atas Menurut Umur (LILA/U)
Klasifikasi pengukuran status gizi bayi / anak berdasarkan lingkar lengan atas yang sering dipergunakan adalah mengacu kepada standar Wolanski. Klasifikasinya sebagai berikut :
·         Gizi baik apabila LLA bayi / anak menurut umurnya lebih dari 85% standar Wolanski.
·         Gizi kurang apabila LLA bayi / anak menurut umurnya berada diantara 70,1-85 % standar Wolanski.
·         Gizi buruk apabila LLA bayi / anak menurut umurnya 70% atau kurang dari standar Wolanski.
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI. Oleh karena itu, susu bayi mengandung kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-160 cc susu tiap kgBB.
Menurut penelitian dr. Reva (1997) ditemukan bahwa bayi yang diberi ASI eksklusif, ketika berusia 9,5 tahun mempunyai tingkat IQ 12,9 point lebih tinggi dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI eksklusif.
Pemberian pola makanan bayi gizi seimbang dapat mengambil referensi piramida makanan. Piramida makanan bayi ini mengakomodir beberapa prinsip; umur, aktifitas, jenis kelamin, variatif, dan azas cukup.
Makanan bayi seimbang pada usia diatas 1 tahun, makanan bayi harus memiliki kebutuhan gizi dan nutrisi yang lebih lengkap lagi. Untuk itu diperlukan menu makanan bayi seimbang dalam penyajian makanannya. Variasi menu makanan bayi menjadi penting karena ini akan berpengaruh pada penerimaan bayi pada jenis-jenis makanan baru yang mengandung nutrisi tinggi. Bayi diatas 1 tahun sudah mulai banyak aktifitas. Ini membutuhkan Makanan bayi yang kaya energi. Selain dari aktifitas yang bertambah, bayi sudah mulai menajamkan gerak motorik kasar dan motorik halus yang sangat didukung oleh pertumbuhan dan perkembangan otak.



DAFTAR PUSTAKA

http://etd.eprints.ums.ac.id/6395/






http://kesehatananak.org/makanan-bayi-seimbang-untuk-bayi-diatas-1-tahun


 

DAFTAR ISI


Kata Pengantar.................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Bel;akang.............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1  Pengertian....................................................................................................... 2
2.2  Macam-Macam Makanan Bagi Bayi.............................................................. 2
2.3  Cara Pengelolaan Makanan Bayi.................................................................... 4
2.4  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Makanan Bayi..................... 6
2.5  Pengaruh Status Gizi Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi....... 7

BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan..................................................................................................... 10


Daftar Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar