BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hambatan sosial, budaya dan ekonomi yang dihadapi sepanjang hidup
perempuan merupakan akar masalah buruknya kesehatan maternal (saat hamil,
bersalin dan nifas). Dengan menggunakan pendekatan siklus hidup diketahui bahwa
masalah mendasar kesehatan perempuan telah terjadi jauh sebelum memasuki usia
remaja (15-49 tahun).Status kesehatan perempuan semasa kanak-kanak dan remaja
mempengaruhi kondisi kesehatannya saat hamil dan bersalin. Jenis makanan,
tingkat pendidikan, nilai dan sikapyang dianut, sistem kesehatan yang tersedia
dan bisa diakses, situasi ekonomi, sertakualitas hubungan seksualnya
mempengaruhi perempuan dalam menjalankan masa-masa produksi dan reproduksinya. Antisipasi
kebutuhan perempuan sepanjang hidupnya, mulai dari saat konsepsihingga masa
pasca usia reproduksi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan siklus
hidup. Pendekatan ini menekankan pada pentingnya perilaku pencapaian pelayanan kesehatan
yang memenuhi kebutuhan khusus. Sistem kesehatan harus mengenali dan memperhatikan
masalah kesehatan perempuan karena kondisi dan upaya pada satu tahap kehidupan
akan mempengaruhi sepanjang hidupnya. Sebagai contoh:
·
Pemberian ASI eksklusif selama 4-6 bulan memberi
antibodi (kekebalan)dan gizi yang dibutuhkan bayi untuk memulai hidup sehat.
·
Kekurangan gizi yang dialami remaja perempuan di
masa kanak-kanak bisa menghambat
pertumbuhannya (tulang punggung tidak berkembang sempurna)sehingga berisiko
mengalami persalinan macet.
·
Perempuan muda yang terkena ISR dan tidak
diobati dengan benar, beresiko mengalami kemandulan. Pendekatan yang diterapkan
dalam menguraikan ruang lingkup Kesehatan Reproduksi adalah pendekatan siklus
hidup, yang berarti memperhatikan ke khususan kebutuhan penanganan sistem
reproduksi pada setiap fase kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kesehatan
Wanita Sepanjang Siklus Kehidupan
Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup Kesehatan
Reproduksi adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan
kekhususan kebutuhan penannganan sistem reproduksi pada setiap fase kehidupan,
serta kesinambungan antar fase kehidupan tersebut. Dengan demikian, masalah
kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, yang bila
tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada masa
kehidupan selanjutnya.
Dalam pendekatan siklus hidup ini, dikenal lima tahap, yaitu:
·
Konsepsi
·
Bayi dan anak
·
Remaja
·
Usia subur
·
Usia lanjut
1. Konsepsi
a.
Perlakuan sama terhadap janin laki-laki/perempuan
b.
Pelayanan antenatal, persalinan aman dan nifas
serta pelayanan bayi baru lahir.
c.
Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini :
pengutamaan jenis kelamin, BBLR, kurang gizi (malnutrisi).
d.
Pendekatan pelayanan antenatal, promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit.
2. Bayi dan anak
a.
ASI Eksklusif dan penyapihan yang layak
b.
Tumbuh kembang anak, pemberian makanan dengan
gizi seimbang
c.
Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit
d.
Pencegahan dan penanggulangan kekerasan
e.
Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak
laki-laki dan perempuan
f.
Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini :
pengutamaan jenis kelamin, sunat perempuan, kurang gizi (malnutrisi), kesakitan
dan kematian BBLR, penyakit lain disemua usia dan kekerasan.
g.
suplemen Pendekatan yang dilakukan: pendidikan
kesehatan, kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan primer, imunisasi,
pelayanan antenatal, persalinan, postnatal, menyusui serta pemberian, dll.
3. Remaja
Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun dan
merupakan peralihan dari masa kanak-anak menjadi dewasa. Peristiwa terpenting
yang terjadi pada gadis remaja adalah datangnya haid pertama yang dinamakan
menarche. Secara tradisi, menarche dianggap sebagai tanda kedewasaan, dan gadis
yang mengalaminya dianggap sudah tiba waktunya untuk melakukan tugas-tugas
sebagai wanita dewasa, dan siap dinikahkan. Pada usia ini tubuh wanita
mengalami perubahan dramatis, karena mulai memproduksi hormon-hormon seksual
yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi
a.
Gizi seimbang
b.
Informasi tentang kesehatan reproduksi
c.
Pencagahan kekerasan, termasuk seksual
d.
Pencegahan terhadap ketergantungan napza
e.
Perkawinan pada usia yang wajar
f.
Pendidikan, peningkatan keterampilan
g.
Peningkatan penghargaan diri
h.
Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan
ancaman.
i.
Masalah yang ditemui meliputi: seks komersial,
pelecehan seksual, penyalahgunaan obat (alkohol, obat, tembakau), kekerasan
gender, praktik tradisional berbahaya, perilaku seks tidak aman, kehamilan
remaja, aborsi tidak aman, ISR/IMS/HIV/ AIDS.
j.
Pendekatan yang dapat dilakukan meliputi;
konseling tentang perubahan hukum/sosial, pendidikan kesehatan, deteksi,
pencegahan, pengobatan, kontrasepsi yang sesuai, pemberian suplemen, pendidikan
dalam keluarga, konseling dll
4. Usia subur
Usia dewasa muda, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering dihubungkan
dengan masa subur, karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin terjadi.
Inilah usia produktif dalam menapak karir yang penuh kesibukan di luar rumah.
Di usia ini wanita harus lebih memperhatikan kondisi tubuhnya agar selalu dalam
kondisi prima, sehingga jika terjadi kehamilan dapat berjalan dengan lancar,
dan bayi yang dilahirkan pun sehat. Pada periode ini masalah kesehatan berganti
dengan gangguan kehamilan, kelelahan kronis akibat merawat anak, dan tuntutan
karir. Kanker, kegemukan, depresi, dan penyakit serius tertentu mulai
menggerogoti tubuhnya. Gangguan yang sering muncul pada usia ini, adalah
endometriosis yang ditandai dengan gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul saat
berhubungan seks, sakit saat buang air besar atau buang air kecil. Penderita
kadang mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang tidak mengalami gejala
apa-apa.
a.
Kehamilan dan persalinan yang aman
b.
Pencegahan kecacatan dan kematian akibat
kehamilan pada ibu dan bayi
c.
Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan
dengan penggunaan alat kontrasepsi (KB)
d.
Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
e.
Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
f.
Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi
secara rasional
g.
Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
h.
Pencegahan dan manajemen infertilitas.
i.
Masalah yang mungkin ditemui: Kesakitan dan
kematiani ibu yang disebabkan berbagai kondisi, malnutrisi/anemia, kemandulan,
pelecehan/kekerasan seksual, komplikasi aborsi, ISR/IMS/HIV/AIDS dan pengaturan
kesuburan.
j.
Pendekatan yang dapat dilakukan : pendidikan
kesehatan, suplemen, konseling, pencegahan primer, pengobatan KB, pendidikan
tentang perilaku seksual yang bertanggungjawab, pencegahan dan pengobatan IMS,
pelayanan antenatal, persalinan, post partum pelayanan kebidanan darurat,
imunisasi dan informasi-informasi.
5. Usia Lanjut
Yang dianggap lanjut usia (lansia) adalah setelah mencapai usia 60 tahun.
Inilah masa yang paling rentan diserang berbagai penyakit degeneratif dan
penyakit berat lainnya. Sangat penting bagi wanita untuk melakukan pemeriksaan
kesehatannya secara teratur. Prioritas utamanya adalah menjaga agar tubuh tetap
sehat dengan mengatur pola makan yang benar, dan minum suplemen yang dibutuhkan
tubuh. Selain itu olahraga ringan dan tetap aktif secara intelektual.
a.
Perhatian pada problem meno/andro-pause
b.
Perhatian pada penyakit utama degeneratif,
termasuk rabun, gangguan mobilitas dan osteoporosis.
c.
Deteksi dini kanker rahim dan kanker rahim
d.
Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini:
penyakit sistem sirkulasi, kekerasan, prolaps/osteoporosis, kanker saluran
reproduksi, payudara/kanker prostat, ISR/IMS/HIV/AIDS.
e.
Pendekatan yang dapat dilakukan: dipengaruhi
oleh pengalaman reproduksi sebelumnya, diagnosis, informasi dan pengobatan
dini.
2.2
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Perempuan
v
Kemiskinan
Diperkirakan sekitar 40% penduduk Indonesia masih berada di bawah garis
kemiskinan sejak terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan. Hal ini
menghambat akses terhadap pelayanan kesehatan yang pada akhirnya dapat
berakibat kesakitan, kecacatan dan kematian.
v
Kedudukan perempuan dalam keluarga dan
masyarakat
Kedudukan perempuan dalam keluarga dan masyarakat ditentukan oleh banyak
hal, misalnya keadaan sosial ekonomi, budaya dan nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat di mana mereka menetap. Dewasa ini masih banyak ditemukan
diskriminasi terhadap perempuan, antara lain:
a)
Perempuan dinomor-duakan dalam segala aspek
kehidupan, misalnya dalam pemberian makan sehari-hari, kesempatan memperoleh
pendidikan, kerja dan kedudukan.
b)
Perempuan seringkali terpaksa menikah pada usia
muda, karena tekanan ekonomi atau orang tua mendorong untuk cepat menikah agar
terlepas dari beban ekonomi.
c)
Keterbatasan perempuan dalam pengambilan
keputusan untuk kepantingan dirinya, misalnya dalam ber-KB, dalam memilih bidan
sebagai penolong persalinan atau dalam mendapat pertolongan segera di RS ketika
diperlukan, disamping kurangnya kesempatan mengendalikan penghasilan keluarga.
d)
Tingkat pendidikan perempuan yang belum merata
dan masih rendah menyebabkan informasi yang diterima tentang kesehatan
reproduksi sangat terbatas. Seperti diketahui, tingkat pendidikan yang
meningkat dapat meningkatkan rasa percaya diri, wawasan dan kemauan untuk
mengambil keputusan yang baik bagi diri dan keluarga, termasuk yang berkaitan
dengan kesehatan reproduksi.
v
Akses ke fasilitas kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan
a)
Jarak ke fasilitas kesehatan yang cukup jauh dan
sulit dicapai
b)
Kurangnya informasi tentang kemampuan fasilitas kesehatan
c)
Keterbatasan biaya
d)
Tradisi yang menghambat pemanfaatan tenaga dan
fasilitas kesehatan
v
Kualitas pelayanan kesehatan reproduksi yang
kurang memadai, antara lain karena:
a)
Pelayanan kesehatan yang kurang memperhatikan
kebutuhan klien
b)
Kemampuan fasilitas kesehatan yang kurang
memadai
v
Beban ganda, tanggung jawab tidak proporsional
sehingga kesehatan anak perempuan dan perempuan semakin buruk
v
Akses untuk pelayanan kespro rendah karena:
a)
Pengetahuan tentang seksualitas dan informasi
mengenai hak reproduksi masih rendah.
b)
Menonjolnya perilaku seksual resiko tinggi
c)
Diskriminasi sosial
d)
Sikap negatif terhadap perempuan dan anak
perempuan
e)
Rendahnya kemampuan dalam pengendalian kahidupan
seksual pada reproduksi
v
Kurangnya penanganan kespro dan seksual pada laki-laki
dan perempuan usia lanjut
v
Kebijakan dan program kesehatan masih belum
mempertimbangkan perbedaan sosial, ekonomi dan perbedaan lainnya antara
perempuan dan masih rendahnya kemandirian perempuan.
2.3
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siklus Kesehatan Wanita
a. Bayi
Perkembangan dan pertumbuhan alat reproduksi bayi dapat mengidentifikasi
apakah bayi itu lahir cukup bulan atau kurang bulan. Pada bayi cukup bulan
jumlah folikel primodial dalam kedua ovarium sudah terbentuk sebanyak 750rb
butir dan tidak akan bertambah lagi. Tuba uterus, vagina dan genitalia
eksternal sudah terbentuk sempurna. Tapi pada bayi prematur, vagina kurang
tertutup dan labia minora lebih terlihat.
Pada minggu pertama, bayi masih memiliki pengaruh estrogen dari ibunya,
karenanya bayi akan mengalami pembesaran uterus, payudara, sekresi cairan
payudara dan perdarahan pervaginam yang disebut withdrawal bleeding.
b. Kanak-kanak
Pada masa kanak-kanak, perkembangan organ reproduksi tidak memperlihatkan
pertumbuhan yang berarti sampai permulaan masa pubertas. Dan pada masa
kanak-kanak inipun sudah nampak perbedaan antara anak pria dan anak wanita.
Oleh karena itu, pada saat ini anak seharusnya sudah dapat mendapatkan
pendidikan seks dasar agar anak-anak dapat membedakan jenis kelamin manusia.
c. Pubertas
Masa ini adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa,
dimana pada saat ini organ reproduksi akan tumbuh dan berkembang secara cepat,
karana pada masa ini diawali dengan berfungsinya ovarium dan berakhir sampai
ovarium sudah berfungsi dengan mantap dan teratur.
Pada masa
pubertas mulai timbul tanda-tanda kelamin primer seperti menarche (menstruasi
pertama) pada wanita dan mimpi basah pada pria. Serta terdapat pertumbuhan
tanda-tanda kelamin sekunder seperti tumbuhnya rambut pada kemaluan dan ketiak,
pinggul dan payudara mulai berkembang, suara, otot dan kulit pun mengalami
perubahan.
Masa ini rata-rata dimulai pada usia 8-14 th dan berlangsung rata-rata 4
tahun. Dan pada zaman sekarang usia reproduksi sudah mengalami percepatan
karena dipengaruhi dengan derajat kesehatan dan gizi yang meningkat. Karena
d. Reproduksi
Masa ini merupakn masa terpenting dan hanya berlangsung rata-rata 33
tahun. Pada masa ini terjadi ovulasi ±450 kali dan menstruasi selama ±1800
hari. Untuk hamil masa reproduksi terbaik adalah pada usia 20-35 tahun.
e. Klimakterium, menopause dan senium
Klimakterium adalah dari bahasa yunani yang berarti tangga yang merupakan
masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium. Menopause adalah haid
terakhir atau saat terjadinya haid terakhir. Bagian klimakterium sebelum
menopause disebut pramenopause. Sedangkan senium adalah masa sesudah menopause,
ketika telah tercapai keseimbangan baru dalam kehidupan wanita, sehingga tidak
ada lagi gangguan vegetatif maupun psikisnya.
Pada masa
menopause akan banyak sekali perubahan-perubahan dan gangguan psikis dan fisik.
Seperti penurunan fungsi organ-organ tubuh. Terjadinya menopause ini ada
hubungannya dengan kejadian menarche. Dimana semakin cepat menarche didapat
maka menopause akan semakin lambat.
1. Masa bayi
Faktor yang
mempengaruhi pada masa bayi :
·
Lingkungan
·
Kondisi ibu
·
Sikap orang tua
·
Aspek psikologi pada masa bayi
·
Sistem reproduksi
2. Masa kanak-kanak
Ada 2 faktor
yang mempengaruhi kehidupan wanita pada masa ini :
faktor dalam
·
Hal-hal yang diwariskan orang tua spt bentuk
tubuh
·
Kemampuan intelektual
·
Keadaan hormonal tubuh
·
Emosi dan sifat
faktor luar
·
Keluarga
·
Gizi
·
Budaya setempat
·
kebiasaan anak dalam hal personal hygiene
3. Masa
pubertas/remaja
Faktor yang berpengaruh
:
·
Status gizi
·
Pendidikan
·
Lingkungan dan pekerjaan
·
Seks dan seksualitas
·
Kesehatan reproduksi remaja itu sendiri
4. Masa
dewasa/reproduksi
Faktor yang
berpengaruh yaitu :
·
Perkembangan organ reproduksi
·
Tanggapan seksual
·
Kedewasaan psikologi
5. Masa usia
lanjut (klimakterium, menopause, senium)
Faktor yang
berpengaruh :
·
Faktor hormonal
·
Kejiwaan
·
Lingkungan
·
Pola makan
·
Aktifitas fisik3
2.4
Elemen-elemen Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Ada 10 elemen pelayanan kespro yang ditetapkan pada ICPD Kairo untuk
mengatasi masalah yang berkaitan dengan organ dan fungsinya pada laki-laki dan
perempuan.Seseorang bisa mengalami masalah kesehatan reproduksi lebih dari satu
padawaktu yang bersamaan, misalnya ibu yang memeriksakan kehamilannya bisa
sajmerupakan korban KDRT dan mengidap ISR.
Dalam sistem kesehatan, bidan yang sensitif akan menerapkan paket
kesehatanreproduksi dan memberikan penanganan yang lebih dari sekedar pelayanan
pranatal,tetapi juga memadaukannya dengan penanganan kekerasan dan
ISR.Elemen-elemen pelayanan kespro dalam konteks pelayanan kesehatan dasar
meliputi:
1.
Pelayanan dan konseling, informasi, edukasi dan
komunikasi KB yang berkualitas.
2.
Pelayanan prenatal, persalinan dan postpartum
yang aman termasuk menyusui
3.
Pencegahan dan pengobatan kemandulan
4.
Pencegahan dan penanganan aborsi tidak aman
5.
Pelayanan aborsi aman bila tidak melanggar hokum
6.
Pengobatan ISR, IMS, dan kondisi lain dalam
sistem reproduksi
7.
Indormasi dan konseling ,engenai seksualitas,
menjadi orang tua yang bertanggung jawab serta kespro dan seksual.
8.
Pencegahan secara aktif prakti-praktik berbahaya
seperti sunat perempuan/mutilasi kelamin
9.
Pelayanan rujukan untuk komplikasi KB,
kehamilan, persalinan dan aborsi,kemandulan, ISR, IMS dan HIV/AIDS sert kanker
kandungan.
10. Jika
mungkin program kespro dan KB harus meliputi fasilitas diagnosis dan pengobatan
IMS seiring dengan meningkatnya resiko penularan HIV.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Siklus Kesehatan Wanita
Perkembangan dan
pertumbuhan alat reproduksi bayi dapat mengidentifikasi apakah bayi itu lahir
cukup bulan atau kurang bulan. Pada bayi cukup bulan jumlah folikel primodial
dalam kedua ovarium sudah terbentuk sebanyak 750rb butir dan tidak akan
bertambah lagi
Pada masa
kanak-kanak, perkembangan organ reproduksi tidak memperlihatkan pertumbuhan
yang berarti sampai permulaan masa pubertas.
Pubertas Masa ini adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju
dewasa, dimana pada saat ini organ reproduksi akan tumbuh dan berkembang secara
cepat, karana pada masa ini diawali dengan berfungsinya ovarium dan berakhir
sampai ovarium sudah berfungsi dengan mantap dan teratur.
Reproduksi Masa ini merupakn masa terpenting dan hanya berlangsung
rata-rata 33 tahun. Pada masa ini terjadi ovulasi ±450 kali dan menstruasi
selama ±1800 hari. Untuk hamil masa reproduksi terbaik adalah pada usia 20-35
tahun.
Klimakterium
adalah dari bahasa yunani yang berarti tangga yang merupakan masa peralihan
antara masa reproduksi dan masa senium. Menopause adalah haid terakhir atau saat
terjadinya haid terakhir.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar